Kamis, 23 Februari 2012

Untuk Apa Ber-NTB Lagi..!!?


Perilaku tidak terpuji yang ditampilkan para elite politik di Bumi Nusa Tenggara Barat, seperti kasusus korupsi yang menyeret nama sang Gubernur Lalu Srinate telah mencederai proses demokrasi dalam kepemimpinanya di NTB. Dim-ana semangat kegotongrayaongan dan asas kedae-rahan yang dimiliki oleh segenap etnis yang ada di NTB yaitu (Sasak, Samawa, dan Mbojo) telah di-hancurkan dengan prilaku politik (political bihaviour) serta skenario diskriminasi yang diseting oleh penguasa yang berasal dari daerah tertentu berjalan dengan baik dalam mendistribusi seluruh produk kebijakan yang telah menjadikan Sumba-wa, Bima dan Dompu, tidak tersentuh oleh proses pembangunan. Baik, pembangunan Infrastruktur, pengembangan SDM, pemberdayaan para petani, memperhatikan buruh tani adalah an sih. Jujur saja, Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hanya memperhatikan NTB kawasan Barat. Sementara kawasan timur masih jauh tertinggal. Jadi, kalau begitu, untuk apa masyarakat Sumbawa, Bima, dan Dompu ber-NTB lagi?.
Jadi, keharusan pemekaran bumi Pulau Sumbawa, merupakan suatu hal yang determinan (pisah dengan Lombok, Mataram) sama hal dengan bebas dari komunitas jahilia, artinya setara dengan perbuatan menegakkan sebuah keadilan di atas ketidak adilan dan menegakkan nilai-nilai demokrasi. Bumi Sumbawa sudah saatnya memang melambaikan tangan. Berteriak lantang didepan para punggawa-punggawa negeri ini. Terutama, pada perwakilan pulau Sumbawa DPR/DPD dari Gedung rakyat yang lebih representatif sebagai tugas dan kewajiban yang diamanatkan oleh rak-yat (SUBIDO). Igat! Pewacanaan tidak merupakan konfigurasi akuntability kepada rakyat. Tapi yang dibutuhkan adalah aktualisasi dari pada wacana dan artikulasi aspirasi rakyat dalam bentuk nyata.

Propinsi Pulau Sumbawa
Propinsi pulau Sumbawa dibentuk demi memaksimalkan pelayanan dan kesejahteraan rakyat sebagi kebutuhan yang sangat mendasar. Adapun tujuan dari pemekaran adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melaui peningkatan pelayanan masyarakat, percepatan pertubuhan demokrasi, percepatan pembangunan perekonomian daerah, serta peningkatan keamanan dan ketertiban, serta peningkatan serasi antara pusat dan daerah.
Sekali lagi, demi tujuan yang dikhendaki oleh masyarakat di bumi pulau Sumbawa, menanti kehadiran Propimsi Pulau Sumbawa yang sekian lama menjadi harapan dan people the colektive interens (kepentingan bersama- masyarakat). Seba-gai salah satu tuntutan dalam mengembangkan daerah dan masyarakat itu sendiri.
Bila persoalan lain menjadi kekhwatiran adalah sah-sah saja semasi itu dalam koridor yang normal. Bumi Pulau Sumbawa memiliki empat kabubaten dan satu kota, (Kota Bima, Kabubaten Bima, Kabubaten Dompu, Kabubaten Sumbawa, Kabubaten Sumbawa Barat).  Secara geografis dan jumlah penduduk, serta jumlah kabubaten kota sebagai persyaratan administrasi, telah memenuhi syarat yang di tentukan oleh Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. dan PP No 129 tahun 2000 tentang persyaratan pembentukan dan kriteria pemekaran, penghapusan, penggabungan adalah berdasarkan 7 kriteria utama, yakni (1) kemampuan ekonomi, (2) potensi daerah, (3) sosial budaya, (4) sosial politik, (5) jumlah penduduk, (6) luas daerah dan (7) pertimbangan lainnya.  lalu apa lagi? secara yurdis normatif dan secara sosial politik, budaya dan lain-lain telah terpenuhi semua di bumi pulau Sumbawa. Selama ini hasil kekayaan alam di pulau Sumbawa banyak dipergunakan untuk pembangunan Lombok. Dengan pemekaran itu pulau Sumbawa akan menikmati kekayaan alam yang dimilikinya.  
Persoalan lainya adalah mungkin para punggawa bumi Pulau Sumbawa akan bertanya, dimanakah puasat kepemerintahan Propinsi, Apakah di Bima, Sumbawa, Dompu?. Bagi saya, persoalan itu tidak terlalu urhen, bukan berati tidak penting. Yang terpenting agar tidak mendahului adalah pembetukan pulau sumbawa, baru kemudian masuk pada fase selanjutnya, Yaitu berbicara lokus sentral kepemerintahan propinsi. Jadi langkah yang paling cantik dan terpuji adalah membentuk pulau Sumbawa sebagai pecahan dari NTB.

***
Salam untuk kawan-kawan seperjuangan dan serumput, sebagai bentuk nasionalisme kedaerahan. Maka saatnya bumi pulau Sumbawa kita bamgun sebagai propinsi. Selama kita berjuang untuk tanah leluhur yang diwarisi oleh petuah dan nenek moyang berad-abad silam, ingat…! perjuangan tidak akan pernah luntur dengan Intimidasi dan moncong bedil.*             
  (Dimuat di Harian suara Mandiri Bima)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar